Tatkala HATI Bicara
Bismillahirrohmaanirrohiim
Banyak ahli
muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan
bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang
Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan kesempurnaan
diri-Nya.
"Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan
langit-Ku, kecuali "Hati" hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang (HR
Abu Dawud ).
Hanya
melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos
bisa dicapai.
Al Qur'an
menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik,
kembali, pergi maju-mundur, berubah, naik-turun.
Diambil
dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati
adalah fokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah
tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia.
Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu maupun ilham diturunkan kedalam
hati para Nabi maupun wali-Nya.
{ وَاعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ}
[الأنفال: 24]
"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat
batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan
dikumpulkan" (QS 8:24)
{فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ
عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى
وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ} [البقرة: 97]
"(Jibril) menurunkan wahyu ke dalam
hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk
dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)
Hati adalah
pusat pandangan , pemahaman , dan ingatan ( dzikir )
{أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي
الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ
بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي
فِي الصُّدُورِ } [الحج: 46]
"Apakah mereka tidak pernah bepergian
di muka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau
mengiang di telinganya untuk didengarkan ? sebenarnya yang buta bukan mata ,
melainkan " hati" yang ada di dalam dada." (QS 22:46)
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ
ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ
إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ
وَقْرًا وَإِنْ تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَنْ يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا}
[الكهف: 57]
"Dan siapakah yang lebih zalim dari
pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia
berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua
tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka,
memahaminya, dan sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka
kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk
selama-lamanya." (QS 18:57 )
{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ
الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا} [محمد: 24]
"Apakah mereka tidak merenungkan isi
Al Qur'an? atau adakah hati mereka yang terkunci?" (QS 47:24)
{وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا
تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ
أَمْرُهُ فُرُطًا} [الكهف: 28]
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS 18:28)
Iman tumbuh
dan bersemayam di dalam hati, begitu juga kekafiran, kemungkaran serta
penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan
bahwa perilaku seseorang tidak bisa hanya sekedar syarat sah rukun syariat
saja, akan tetapi harus sampai kepada pusat iman yaitu "hati".
Mungkin
kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan),
sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.
Iman yang
pernah diikrarkan oleh kaum Arab Badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman
yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk
memperingatkan kepada mereka (Arab Badwi) :
{ قَالَتِ الْأَعْرَابُ
آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ
الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ } [الحجرات: 14]
"Orang-orang Badwi itu berkata :
"kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) "Kamu belum
beriman", tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu
belum masuk kedalam hatimu" (QS 49:14) .
Iman yang
benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al Qur'an. Ia tertegun dan
terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluapkan
kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis.
Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam
setiap langkahnya karena keIhsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga.
Ia akan
selalu berbisik ke dalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan
kesulitan di dunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan
untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah
dan bimbingan Allah Swt.
Firman
Allah Swt :
{مَا أَصَابَ مِنْ
مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ } [التغابن: 11]
"Suatu musibah tidak akan menimpa
seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah,
tentu Dia akan menunjuki "hatinya". Dan Tuhan Maha Mengetahui
segala-galanya" (QS 64:11)
{أُولَئِكَ كَتَبَ فِي
قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ} [المجادلة: 22]
"Keimanan telah ditetapkan Allah ke
dalam "hatinya" serta dikokohkan pula Ruh dari diri-Nya" (QS
58:22)
{وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (13)
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ } [الكهف: 13، 14]
"Dan Kami tunjang pula mereka dengan
petunjuk, dan Kami teguhkan hati mereka" (QS 18:13-14)
{هُوَ
الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا
إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ} [الفتح: 4]
"Dialah yang telah menurunkan
ketentraman di dalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya
disamping keimanan yang telah ada" (QS 48:4)
Syetan
menggantikan kedudukan Allah bersemayam di istana hati manusia yang lalai.
Allah akan memalingkan dan menghinakan orang yang lalai akan Allah. Allah akan
mengunci dan mematikan hati sehingga ia diberi gelar "binatang
ternak!!!" Bahkan lebih sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini
maka tertutuplah hati untuk menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak heran
jika perbuatannya akan cenderung mengikuti langkah-langkah syetan yang dilarang
oleh Allah, syetan
menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan menasehati dan membimbing ke jalan yang sesat. Kekejian itu akan menyeruak ke dalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung ke pusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan sihir sang iblis.
menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan menasehati dan membimbing ke jalan yang sesat. Kekejian itu akan menyeruak ke dalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung ke pusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan sihir sang iblis.
Hati
menjadi buta.......!!!
Allah
berfirman :
{وَمَنْ يَعْشُ عَنْ
ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ } [الزخرف: 36]
"Barang siapa yang berpaling dari
pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan (yang
menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertai"
(QS 43:36)
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ
الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا
وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [النور: 21]
"Hai orang- orang yang beriman,
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah
karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya tidak seorangpun dari kamu sekalian
bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar ) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui" (QS 24:21)
Iman dan
kafir terletak di dalam hati, Allah telah membeberkan berikut contoh-contohnya
antara orang yang dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta perilaku
keduanya. Maka keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu sendiri untuk
memilih jalan yang sesat
ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
Firman
Allah :
{وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
(7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9)
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا } [الشمس: 7 - 10]
"Demi jiwa serta penyempurnaan
(ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah
orang yang mengotorinya" (QS 91:7-10)
Ayat di
atas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila
hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta
ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan
Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat dan
menuntunnya ke jalan kesesatan.
Kemudian
apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang
sudah terlanjur karam dilumpur nista ?
Pertama,
kita sudah memahami bahwa penyebab utama dari ketidakmampuan berbuat baik dan
kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya
setiap doa, adalah tertutupnya mata hati dari NUR ILAHI ".
Kedua,
konsentrasikan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain,
karena "hati" sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan
dengan sungguh-sungguh, dan pemasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ...
Dialah yang menutup hati kita, membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan
tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.
Mari kita
perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya,
disitu terlihat syetan dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk
bagaimana berbuat keji dan mungkar.
Ia menuntun pikiran untuk menerawang ke angkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan panjang dan melupakannya ketika badan sedang shalat, sedang berwudhu' dan membaca Al Qur'an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapa kali mencoba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusirnya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada
dalam fikiran dan bahkan bersemayam di dalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi.... ...
Ia menuntun pikiran untuk menerawang ke angkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan panjang dan melupakannya ketika badan sedang shalat, sedang berwudhu' dan membaca Al Qur'an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapa kali mencoba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusirnya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada
dalam fikiran dan bahkan bersemayam di dalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi.... ...
{ بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى
نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ } [القيامة: 14]
Namun ada yang yang tidak "MATI",
yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah
"Bashirah" (QS 75:14),
ia tidak
pernah bersekongkol dengan syetan, ia yang mengetahui kebohongan hati,
kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu',
kasih sayang dan adil ( lihat tafsir sofwatut tafasir, oleh prof. Ali
Assobuni).
{لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى
الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ } [الصافات: 8]
Kita harus cepat mendengarkan suara Dia
yang selalu mengajak ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat
patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya
sangat tinggi di atas syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk
menggodanya (QS 37:8).
Anda bisa
merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, Ia berkata lirih ... kenapa
kamu berbohong ... Ia tidak tidur tatkala kita tidur ... Ia melihat tatkala
kita bermimpi dikejar anjing ... Ia melihat ketika jin menggoda dan syetan
menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah
digelari "RUH-KU".
{ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا} [الشمس: 9، 10]
Maka beruntunglah orang yang membersihkan
jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (QS 91:9-10)
Kita
kembali kepada persoalan hati ,
Mari kita
perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini
... kerumitan hati yang selalu ragu-ragu ... ketidakmampuan menahan syahwat
yang bergolak keras ...
Mari kita
contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak kuasa
lagi menahan syahwatnya tatkala Julaiha datang menghampiri untuk mengajaknya
berbuat mesum ... Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukan
keadaan syahwatnya yang terus menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah
mendatangkan rahmat-Nya dan memalingkan hatinya, mengangkat kekejian di dalam
hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari perbuatan
yang dilaknat Allah Swt.
yang dilaknat Allah Swt.
Allah
sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga
terasa sekali sentuhan Ilahi tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara
menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas.
Allah
berfirman :
{ وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ
وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ
السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ} [يوسف: 24]
"Sesungguhnya wanita itu telah
bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih
(ikhlash)" (QS 12:24)
Mungkin
kita masih ragu-ragu ... apa mungkin kita bisa mendapatkan burhan dan bimbingan
Allah dalam menghindari perbuatan keji dan mungkar? Mari kita hindari prasangka
yang buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya Allah-lah
yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut persoalan yang kita
hadapi.
Ketika
Allah membuka Hidayah ke dalam "Hati". Hilangkan rasa takut tersesat
didalam menempuh jalan ruhani ... bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa
melayang menuju Allah ... dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati ...
jangan menghadap dengan konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing
dan tegang. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah ... biarkan hati bergerak
menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir
bersujud dihadapan-Nya.
bersujud dihadapan-Nya.
Jangan
hiraukan kebisingan di luar ... usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah
berulang-ulang ... sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin
didalam kalbu ... kalau anda mengalami pusing dan penat ... berarti cara
berdzikirnya menggunakan kosentrasi didalam fikiran, maka ulangi dengan cara
berkomunikasi didalam jiwa / hati ...
Mohonlah
kepada Allah agar dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju makrifat
Biasanya
... kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyu'an didalam berkomunikasi
dengan Allah ... mula-mula hati menjadi sangat terang ... mudah sekali menangis
terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya ... kita tidak kuasa membendung air mata
ketika shalat ...
membaca Al Qur'an dan melihat keagungan Allah yang lain ... hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya ... badan turut berguncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat.
membaca Al Qur'an dan melihat keagungan Allah yang lain ... hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya ... badan turut berguncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat.
Keyakinan
bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat.
Perilaku kita akan dibimbing ... perilaku hati yang semula kaku dan cenderung
kasar berubah dengan sendirinya ..menjadi lembut ... Yang semula shalat fikiran
turut melayang-layang berubah dengan kekhusyu'an dan terasa nikmatnya ... dan
seterusnya ...
HAL INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, APABILA
KITA HANYA MENJADIKAN ARTIKEL INI SEBAGAI REFERENSI ILMU YANG HANYA UNTUK
DIPERDEBATKAN, LALU DISIMPAN DALAM ALMARI ...
Untuk lebih
jelasnya mari kita lanjutkan perjalanan kita ini dengan mengikuti bagaimana
Allah mengajarkan manusia, binatang, para Nabi dan Rasul. Selanjutnya anda akan
saya ajak berguru kepada Yang Maha Mursyid ... Maha Mengetahui, Maha Guru dari
segala guru, Yang Maha Sakti. Dialah yang mengajarkan manusia apa-apa yang
belum diketahuinya. Dia mengajarkan binatang lebah untuk membuat sarangnya.
Dan ... kepada
Dia-lah segala makhluk bergantung ... Dialah Sang Guru Sejati ... Gurunya para
Guru ... Gurunya para Nabi dan Rasul … Gurunya para Wali dan Gurunya KITA !!!
Subhanallah...
semoga bermanfaat....
Salam
Komentar
Posting Komentar