Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Maksud Bertemunya Dua Khitan

Maksud Bertemunya Dua Khitan jika dzakar dan farji cuman nempel saja ( gak sampai nyelup / masuk ) apakah tetap harus mandi wajib...? jawaban :  kalau cuman nempel saja maka tidak wajib mandi, karena salah satu yg mewajibkan mandi yaitu ketemunya dua khitan, yaitu khitanya laki-laki ( tempat dipotongnya kunclup / qulfah ) dan khitannya wanita ( tempat dipotongnya klitoris / badhrun ). Maksud Ketemunya dua khitan yang mewajibkan mandi yaitu masuknya hasyafah secara seluruhnya atau kira-kiranya ke dalam farji yaitu bagian yang tidak wajib dibasuh saat istinja'. Karena yang dikehendaki dengan pertemuan dua alat khitan bukan hanya berkumpul atau hanya menempel saja, tapi harus sejajar, dan hal itu hanya bisa terjadi dengan cara masuknya seluruh kepala dzakar ( hasyafah ). Kesimpulanya :  jika hanya menempelkan hasyafah ke farji pada bagian yang wajib dibasuh saat istinja, yang artinya hanya menempelkan pada bagian luar saja maka tidak wajib mandi. Catatan : kasus ini

Posisi Jamaah Putri Disamping Jamaah Putra

Posisi Jamaah Putri Disamping Jamaah Putra bagaimana bila posisi jamaah makmum wanita berada disamping jamaah makmum laki-laki seperti yang terjadi disebagian musholla ? Jawab : Sah, namun wajib dipasang penghalang semisal selambu atau geber. &    إحياء علوم الدين –جزء 2 ص 332 مكتبة الحرمين وَيَجِبُ أنْ يُضْرَبَ بَينَ الرِّجالِ والنِّسَاءِ حَائِلٌ يَمْنَعُ مِنَ النَّظَرِ فإنَّ ذلِكَ أيْضًا مَظَنَّةُ الْفَسَادِ والعادات تشهد لهذه المنكرات ويجب منع النساء من حضور المساجد للصلوات ومجالس الذكر إذا خيفت الفتنة بهن فقد منعتهن عائشة رضي الله عنها فقيل لها إن رسول الله صلى الله عليه و سلم ما منعهن من الجماعات فقالت لو علم رسول الله صلى الله عليه و سلم ما أحدثن بعده لمنعهن // حديث عائشة لو علم رسول الله صلى الله عليه و سلم ما أحدثن أي النساء من بعده لمنعهن المساجد متفق عليه // وأما اجتياز المرأة في المسجد مستترة فلا تمنع منه إلا أن الأولى أن لا تتخذ المسجد مجازا اصلا &    فقه العبادات - شافعي (ص: 409) مكتبة الشاملة  أما إن كانت الجماعة رجالا ونساء فالأفضل أن تقف النساء خ

Menyangka Imam Sudah Salam

Menyangka Imam Sudah Salam saat tahiat akhir dalam Shalat Subuh, Fatimah sangat ngantuk sehingga ia keselier-keselier dan menyangka Imam-nya sudah salam dan Fatimah langsung saja salam, namun ternyata Imamnya belum salam. apakah shalatnya Fatimah batal ? jawab : Tidak batal shalatnya dan salamnya tidak dipertimbangkan dan ia harus menunggu salamnya Imam dann mengulangi salamnya sesudah salamnya imam.  Namun bila makmum salam dengan sengaja sedang imamnya belum salam maka shalatnya batal kecuali si makmum niat mufaraqoh ( memisahkan diri dari jamaah ) &    تنوير القلوب ص 157 دار إحياء الكتب وَلَوْ ظَنَّ الْمَأمُوْمُ سَلاَمَ إمَامِهِ فَسَلَّمَ فَبَانَ خِلاَفُهُ أَعَادَ السَّلاَمَ بَعْدَهُ وَلاَ سُجُوْدَ عَلَيْهِ &    شرح البهجة الوردية (3ص  409) مكتبة الشاملة وَلَوْ سَلَّمَ الْمَأْمُومُ قَبْلَ شُرُوعِ الْإِمَامِ فِي السَّلَامِ عَامِدًا عَالِمًا بَطَلَتْ صَلَاتُهُ إنْ لَمْ يَكُنْ نَوَى الْمُفَارَقَةَ

Berdoa Dengan Bahasa Indonesia

Berdoa Dengan Bahasa Indonesia Bagaimana hukumnya membaca doa dengan bahasa Indonesia (‘ajam) di dalam shalat? Jawab:            Hukumnya tafsil sbb: 1.       Apabila do’a/adzkar tersebut termasuk rukun shalat, maka wajib membaca terjemahannya bagi orang yang tidak mampu berbahasa arab (ajiz). 2.       Apabila do’a/adzkar tersebut bukan termasuk rukun shalat dan do’a itu ma’tsuroh/mandubah, maka sah sholatnya bagi orang yang memang ajiz. 3.       Apabila do’a/adzkar tersebut tidak ma’tsuroh (mengarang sendiri), maka sholatnya batal secara mutlaq (baik ajiz atau bukan). 1.       مغنى المحتاج 1 ص 177 دار الفكر ( وَمَنْ عَجَزَ عَنْهُمَا ) أَيْ : التَّشَهُّدِ وَالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَهُوَ نَاطِقٌ،(تَرْجَمَ ) عَنْهُمَا وُجُوبًا ؛ لِأَنَّهُ لَا إعْجَازَ فِيهِمَا . أَمَّا الْقَادِرُ فَلَا يَجُوزُ لَهُ تَرْجَمَتُهُمَا ، وَتَبْطُلُ بِهِ صَلَاتُهُ ( وَيُتَرْجِمُ لِلدُّعَاءِ ) الْمَنْدُوبِ ( وَالذِّكْرِ الْمَنْدُوبِ ) نَدْبًا كَالْقُنُوت

Meletakkan Anggota Sujud Tidak Tertib

Meletakkan Anggota Sujud Tidak Tertib Dalam kitab fathu al-qorib disebutkan bahwa sunnah dalam sujud untuk meletakkan anggota sujud secara berurutan, yaitu lutut, lalu kedua tangan, dan kening. Lalu bagaimana bila meletakkan anggota sujud tersebut tidak berurutan seperti yang dilakukan sebagian orang ? Jawaban : Hukumnya Makruh &    فتح المعين حاشية إعانة الطالبين (1ص 165) الحرمين ويُسَنُّ وضْعُ الركْبَتَينِ أوَّلاً مُتَفَرِّقَتَيْنِ قدْرَ شِبْرٍ، ثُمَّ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، رافِعًا ذِراعَيْهِ عنِ الارْضِ وناشِرًا أصابِعَهُ مَضْمُومَةً لِلْقِبْلَة، ثم جَبْهَتَه وأنْفَهُ مَعًا، وتَفْرِيقُ قَدَمَيْه قَدْرَ شِبْرٍ وَنَصْبُهُما مُوَجِّهًا أصابعَهُمَا للقبلة، وإبْرازُهُما مِنْ ذَيْلِهِ. ويُسَنُّ فَتْحُ عَيْنَيْهِ حالَةَ السجودِ - كَما قَالَهُ ابْنُ عبدِ السلامِ، وأقَرَّهُ الزَرْكَشِي -. ويُكْرَهُ مُخَالَفَةُ التَّرْتِيْبِ المذكُوْرِ وَعَدَمُ وَضْعِ الاَنْفِ &    نهاية الزين (ص: 69) مكتبة الشاملة وأكْمَلُ السجودِ أنْ يُكَبِّرَ لِهَوِيِّهِ بلاَ رَفْعِ يَدَيْهِ

Waktu shalat untuk daerah kutub

Gambar
Waktu shalat untuk daerah kutub Dalam sebuah buku yang berjudul “Tahajjud Siang Hari Dhuhur Malam Hari” (karangan Agus Musthofa Hal: 235), ada salah satu pembahasan yang berbunyi "kalau mengikuti 'Fiqh Tropis" untuk zona kutub , kita akan melakukan sholat lima waktu dalam setiap tiga bulan sekali, subuhnya pada waktu fajar, yaitu di musim semi, sholat dhuhur di musim panas, sholat ashar di musim gugur, sholat maghrib di awal musim dingin. Dan sholat isya' di puncak musim dingin, kalau mau sholat tahajjud, lakukanlah sepanjang musim dingin. Yang repot memang puasanya. Sahurnya di musim semi ‘Maret, April, Mei, dan berbukanya di awal musim dingin, bulan Oktober". Pertimbangan: ·          Dalam Kutubul fiqh, pelaksanaan sholat harus sesuai dengan waktunya (sholat Dhuhur harus dilakukan setelah tergelincirnya matahari dan seterusnya) ·          Ketetapan dalam fiqh kita, bahwa dalam satu hari satu malam terdapat sholat lima waktu. Pertanyaan: Baga

Ulama Kesukaan Wahabi Ternyata Cinta Maulid Nabi

Ulama Kesukaan Wahabi Ternyata Cinta Maulid Nabi Posted By T.M.Syuhada Hari yang baik, bulan yang baik serta dengan niat yang baik pula, kami awali tulisan ini dengan Firman Allah berikut ini, agar hati tenang dan nyaman ketika membaca nya dengan baik-baik nanti nya. Allah ta’ala berfirman : قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ “Katakanlah: jika bapak-bapak kamu , anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, isteri-isteri kamu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mend